Senin (17/07/2023) – Di tengah keprihatinan global terhadap masalah lingkungan dan krisis pangan, masyarakat semakin mencari cara-cara inovatif untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan meningkatkan produktivitas pertanian secara berkelanjutan. Salah satu solusi yang menarik perhatian adalah pemanfaatan urin kambing sebagai pupuk organik di Desa Banjarmulya. Artikel ini akan menjelaskan mengenai metode pembuatan pupuk dari urin kambing dan manfaatnya bagi pertanian dan lingkungan.
Urin kambing mengandung nutrisi penting seperti nitrogen, fosfor, dan kalium (NPK), serta unsur mikro yang esensial untuk pertumbuhan tanaman. Kandungan nutrisi ini menjadikan urin kambing sebagai sumber pupuk organik yang kaya dan efektif. Namun, penting untuk mengolah urin tersebut dengan tepat agar dapat digunakan secara optimal tanpa merusak lingkungan.
Proses Pembuatan Pupuk
a. Pengumpulan dan Penyimpanan Urin: Urin kambing dikumpulkan dengan hati-hati dan disimpan dalam wadah tertutup. Kebersihan dan keamanan selama proses pengumpulan sangat penting untuk mencegah kontaminasi.
b. Pencampuran dan Pemanasan: Urin kambing dicampur dengan air dalam perbandingan yang tepat untuk mengurangi kepekatan dan tingkat keasaman. Campuran tersebut kemudian dipanaskan hingga mencapai suhu tertentu untuk membunuh mikroorganisme patogen yang mungkin ada dalam urin.
c. Fermentasi: Campuran urin dan air yang telah dipanaskan kemudian dibiarkan mengalami proses fermentasi selama beberapa minggu. Fermentasi membantu mengurai nutrisi dalam urin menjadi bentuk yang lebih mudah diserap oleh tanaman.
d. Penyaringan dan Penyimpanan: Setelah proses fermentasi selesai, pupuk cair hasil dari urin kambing tersebut disaring untuk menghilangkan partikel yang lebih besar. Pupuk cair yang sudah jernih dapat disimpan dalam wadah yang tertutup hingga siap digunakan.
Pemanfaatan urin kambing sebagai pupuk organik di Desa Banjarmulya adalah contoh nyata bagaimana pendekatan berkelanjutan dapat diterapkan dalam pertanian. Dengan penggunaan pupuk urin kambing, petani tidak hanya dapat meningkatkan produktivitas pertanian mereka, tetapi juga berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan dan pengelolaan limbah yang lebih baik. Dengan dukungan dan pendidikan yang tepat, praktik ini dapat menjadi bagian integral dari upaya menjaga keseimbangan ekosistem dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.